Saturday, May 23, 2009

Tangisan Seorang Imam


Ibarat padi, semakin berisi semakin tunduk. Seperti itulah sikap seorang ulama. Kepandaian dan ketinggian ilmunya, semakin membawa sikap yang penuh tunduk dan tawadhu.

Dan itulah salah satu rangkaian peristiwa mengharukan yang terjadi dalam Konferens Imam Al-Qardhawi bersama Para Murid dan Sahabat, sejak hari Sabtu (14/7) di Dhoha, Qatar.
Dr. Yusuf Al-Qardhawi, menolak dirinya disebut sebagai imam.Beliau mengatakan, bahawa dirinya adalah penuntut ilmu dan tetap sebagai murid sampai akhir hayatnya. Ia juga memintakan maaf kepada siapa saja pihak yang merasa sakit kerana perkataan mahu pun perbuatannya.

"Manusia, boleh saja salah dan benar, " katanya.

Ia juga menegaskan kembali cita-cita utamanya untuk mati syahid di jalan Allah SWT.Dalam konferens itu, hadir lebih dari 100 orang tokoh yang menjadi murid, kawan dan para sahabat Al-Qardhawi. Termasuk para menteri dan tokoh dari lebih 30 negara dunia. Konferens tersebut menisbatkan kata "imam" kepada Al-Qardhawi kerana memang beliau dianggap sebagai tokoh ulama besar di zaman ini, sekaligus sebagai penghargaan atas berbagai ijtihad fiqihnya serta pengabdiannya kepada Islam dan kaum Muslimin.

Namun demikian, Qardhawi mengatakan dirinya tidak ingin pujian dan penghargaan yang diberikan pada dirinya, dari para murid dan sahabatnya itu, menjadikan dirinya terhalang dari pahala amalnya yang dilakukan untuk mencari ridha Allah SWT.

Beliau sendiri mengatakan, dirinya takut mengadakan pertemuan ini kerana pujian dan sanjungan memang boleh menghapus pahala amal di hari akhirat.

Beliau lalu mengutip sabda Rasulullah saw, "Tidak seorang pejuang yang berjuang di jalan Allah, lalu ia memperoleh ghanimah, kecuali akan dipercepat dua pertiga pahalanya di akhirat, sisanya satu pertiga. Tapi bila dia tidak mendapatkan ghanimah, pahalanya sempurna. " (Hadith Riwayat Bukhari).

Dengan suara terputus-putus kerana tangisannya, Qardhawi kemudian mengatakan, "Saya takut bila pujian-pujian itu menghilangkan dua pertiga pahala dan hanya tersisa sepertiganya…. "Menurutnya, ia adalah orang yang sangat mengenal dirinya sendiri, termasuk kelemahannya, kekurangannya, ketidakmampuannya. "Pengetahuan saya tentang kekurangan diri saya, lebih banyak berbanding orang lain yang menilai saya, " katanya."Allah SWT menutupi saya dengan tutupan kebaikan. kerana kurnia Allah itulah Allah melindungi hamba-hamba-Nya dan tidak menjadikan kemaksiatan mereka tercium oleh manusia lainnya…"

Menurut Qradhawi, penamaan kata "Imam" kepada dirinya tidaklah tepat. Beliau mengatakan, "Saya demi Allah bukanlah pemimpin dan bukan seorang imam. Saya hanya perajurit dari perajurit Islam, seorang murid dan akan tetap sebagai murid penuntut ilmu sampai detik terakhir usia saya. "

Beliau lalu meminta kepada siapa saja untuk boleh memberinya ilmu atau informasi yang bermanfaat, sebagaimana perkataan Hud pada Sulaiman as, " Aku datang kepadamu dari negeri Saba dengan berita yang yakin. " (An Naml: 22)

Dia Pergi..


Setiap yang hidup pasti akan mati,dan setiap kematian akan diiringi dengan kelahiran,begitulah fitrah alam,itulah Sunatullah.

Begitu juga dengan orang yang kita kasih yang kita sayangi,satu hari nanti pinjaman Allah itu pasti akan kembali semula kepada Allah.

Tanggal 14 Mac saya kehilangan ummi yang saya kasihi,wanita yang saya sayangi ini merupakan pendidik saya ketika di MATRI.Beliau dikenali dikalangan pelajar dengan panggilan ummi,beliau merupakan isteri kepada mudir kami,dari beliau saya tahu tentang hikmah orang tua berada dalam semangat orang muda.Semoga Allah menempatkannya bersama para solihin dan orang-orang yang bertaqwa.

Minggu berikutnya,khabar kematian kaum kerabat dan orang yang saya kenali datang menjengah dan tidak putus-putus hingga hari ini..

Saya jadi bimbang,jadi khuatir,bagaimana dengan saya?Bila agaknya giliran saya?Seperti apa kematian saya?Persoalan ini seringkali mengasak kotak fikiran saya..Akhirnya saya kelelahan.

Justeru saya harus mencari jawapan untuk persoalan-persoalan tadi,ya satu hari nanti saya pasti akan kembali kepadaNya, dan berhadapan denganNya, saya perlu siapkan dengan bekalan,bekalan amalan yang diredhai Allah.

Biarlah kematian saya nanti,suatu kematian yang dirancang,dirancang disini bukannya membunuh diri ya tapi kematian yang diiringi amalan sebagai bekalan,kematian seorang hamba yang bersedia bertemu dengan Rabbnya,kematian yang menjanjikan syurga dan kematian yang meninggalkan sesuatu manfaat untuk ummah.

Oleh itu,marilah kita sama-sama merancang kematian kita...


Saturday, May 09, 2009

Who Is Poor??


We need money to survive our life,right?

Sometimes we think we're poor coz we don't hav enough money, right?

I want to ask u,is it true dat we can called people who doesn't hav money as

poor?


Who is poor?

One day the Prophet asked his dear companions whether they knew who was

poor.


They answered dat poor was one who had no dirham r dinar.


He said :

"In my Ummah,the poor is dat man who would appear on d Day of d Judgment b4 ALLAH : he had offered prayer, he had pay zakat, he had observed fast, but he would hav abused somebody, he would hav falsely accused some one,he would hav unauthorisedly taken some one else's property, he would hav murdered some one, would hav hit some body. All his virtues would be given to his victims. If his virtues are finished b4 his wicked deeds are finished, then d errors n sins of d victim would be given to him n he would be thrown in2 d Hell."

(Muslim)


Such a man is really poor.His condition is like dat trader who has good worth

1 thousand rupees
but he is a debtor 4 2 thousand rupees.

How can such a man be called rich?

A religious man who offers certain prayers r performs certain forms of

worship,but even after
dat performs certain evil deeds.Behaves rudely

wit d people, treat poor n helpless people cruelly,


how then such a man will be called righteous?

The Prophet has explained by quoting an example.

He said dat d best moral character melts
error like water n bad morals

spoil man's record as vinegar spoils honey.






Saturday, May 02, 2009

Salam Mujahadah !!



Buat sahabat sahabiah yang dikasihi kerana Allah,

Selamat bermujahadah untuk menghadapi exam yang bakal menjelang minggu hadapan,

Berusahalah semampumu tapi jangan beraqidah bahawa banyak usahamu penentu kejayaan nanti kamu akan kecewa

tapi

jadikanlah usahamu itu sebagai amal

maka

ikhlaslah dalam berusaha dan berimanlah bahawa tawakkal mu itu hanya semata-mata padaNya..

Maafkan salah dan silap

kelemahan yang tidak terhitung selaku hamba

hak-hak yang tidak tertunai sebagai insan

Tuntasnya,maafkan segala-galanya..

dan

Doakan saya dan saya sentiasa mendoakan kalian..